Bulan Ramadan bukan sekadar momen untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga waktu terbaik untuk memperdalam ilmu dan meningkatkan kualitas diri. Lentera Ramadan 2025 yang diselenggarakan oleh Departemen Dakwah PC IPNU IPPNU Nganjuk menjadi salah satu wadah bagi kader untuk menimba ilmu, menanamkan nilai-nilai adab, dan mempererat ukhuwah Islamiyah. Kini, setelah acara selesai, penting bagi kita untuk melakukan refleksi: apa yang sudah kita dapatkan dan bagaimana kita menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?

Belajar dari Lentera Ramadan: Menghidupkan Tradisi Keilmuan

Salah satu fokus utama Lentera Ramadan 2025 adalah kajian kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim karya KH. Hasyim Asy’ari yang di isi oleh Kyai Abdul Wahab Qolyubi. Kitab ini mengajarkan bagaimana seorang pencari ilmu harus memiliki adab yang baik, baik kepada guru, sesama pencari ilmu, maupun terhadap ilmu itu sendiri.

Refleksi yang bisa kita ambil dari kajian ini adalah bahwa ilmu bukan sekadar dihafalkan, tetapi harus dihayati dan diamalkan. Sebagaimana Imam Malik rahimahullah pernah berkata :

إنما العلم ليس بكثرة الرواية ولكنه نور يجعله الله في القلوب

“Ilmu itu bukan tentang banyaknya riwayat, tetapi cahaya yang Allah letakkan di dalam hati.”

(Kitab Jami’ al-Bayan al-’Ilmi wa Fadhlihi karya Imam al-Qurthubi)

Artinya, ilmu yang kita dapatkan selama Lentera Ramadan harus mampu menerangi hati kita dan mengubah perilaku kita menjadi lebih baik.

Merenungi Diri: Sudahkah Kita Mengamalkan Ilmu?

Setelah mengikuti serangkaian kajian dan diskusi dalam Lentera Ramadan, kita perlu bertanya pada diri sendiri:

Apakah ilmu yang telah kita pelajari sudah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari?

Sudahkah kita menerapkan adab dalam mencari ilmu dan berinteraksi dengan sesama?

Bagaimana kita bisa menjaga semangat keilmuan ini di luar bulan Ramadhan?

Allah SWT berfirman:

اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.” (QS. Fathir: 28)

Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu sejati adalah ilmu yang membuahkan ketakwaan. Maka, ilmu yang kita peroleh dari Lentera Ramadan tidak boleh berhenti sebatas wawasan, tetapi harus membawa kita semakin dekat kepada Allah dan semakin baik dalam berakhlak.

Menjaga Cahaya Lentera Ramadan 2025

Agar ilmu yang telah kita peroleh tetap bermanfaat, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan menurut Kitab Adabul Alim wal Muta’allim Karya KH. Hasyim Asy’ari :

Terus Belajar dan Berdiskusi

Jangan biarkan semangat keilmuan hanya hidup di bulan Ramadan. Buatlah kelompok kajian kecil atau diskusi rutin agar ilmu terus berkembang. Sebagaimana Rasulullah SAW telah bersabda :

اغد عالما أو متعلما أو مستمعا أو محبا لذلك ، ولا تكن الخامس فتهلك

“Bersegeralah menjadi orang berilmu, atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang ke-lima, maka kamu akan celaka.”

Mengamalkan dalam Kehidupan Sehari-hari

Jika kita telah belajar tentang adab dan akhlak, terapkan dalam interaksi sosial. Jika kita memahami pentingnya ilmu, jadilah pribadi yang haus belajar. Senada dengan sabda Nabi Muhammad SAW :

تعلموا العلم واعملوا به

“Tuntutlah ilmu dan beramalah dengan ilmu tersebut.”

Menyebarkan Ilmu kepada Orang Lain

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diajarkan. Rasulullah SAW bersabda:

تعلموا العلم وعلمواه الناس

“Pelajarilah ilmu dan ajarkanlah kepada manusia ilmu itu.”

 

Kesimpulan

Lentera Ramadan bukan sekadar acara tahunan, tetapi cahaya yang harus terus menyala dalam diri setiap kader IPNU IPPNU. Ramadhan mungkin telah berlalu, tetapi nilai-nilai yang kita pelajari harus tetap hidup dalam keseharian kita.

Semoga kita termasuk orang-orang yang bukan hanya menuntut ilmu, tetapi juga mengamalkannya dan menjadikannya sebagai jalan menuju ridha Allah. Aamiin.

 

Penulis: Rihan Aprianto, Wakil Ketua 4 Bidang Dakwah PC IPNU Kabupaten Nganjuk