Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian,penggerakan, pengawasan serta pengendalian upaya anggota organisasi dengan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diorganisasi.

Jika dipelajari dari literatur manajemen, maka akan nampak bahwa istilah manajemen mempunyai tiga pengertian, Pertama: Manajemen sebagai proses. Kedua: Manajemen sebagai kolektifitas orang yang melakukan manajemen. Ketiga: Manajemen sebagai suatu seni (ART) dan sebagai ilmu.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpukan bahwa manajemen adalah seni dan  ilmu  perencanaan,  pengorganisasian,  penyusunan,  pengarahan  dan pengawasan dari pada sumber daya, terutama sumber daya manusia untuk mencapai   tujuan   yang   sudah   ditetapkan.   PAC   IPNU   IPPNU   Kecamatan Ngronggot menggunakan teori manajemen POAC Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (penggerakan), dan Controlling (pengawasan).

IPNU-IPPNU merupakan organisasi pengkaderan yang menghasilkan kader yang  kritis,  kreatif,  profesionll,  dan  berakhlakul  karimah.  Berawal  dari  hal tersebut, maka pelajar NU membutuhkan peningkatan profesionalitas dan loyalitas terhadap apa yang harus diperjuangkan.

Sebagai organisasi kader bagi pelajar NU, IPNU IPPNU memiliki siastem kaderisasi yang terdiri atas beberapa jenis kaderisasi yang dilaksanakan dalam bentuk pelatihan. Pelatihan yang bersifat formal maupun non formal. Hal ini dimaksudkan untuk pembagian bidang garap dari kader-kader organisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan personal dan institusional.

Pendekatan pengaderan IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot menggunakan beberapa pendekatan, yaitu pendekatan yang bersifat doctrinal dan pendekatan andragogi. Pendekatan doctrinal merupakan salah satu bentuk pendekatan proses belajar mengajar yang tidak atau kurang melibatkan peserta secara aktif dinamis.

Pendekatan ini cenderung langsung mengarah peserta untuk menerima suatu pengetahuan atau informasi. Dalam kaderisasi IPNU-IPPNU, pendekatan ini banyak digunakan untuk beberapa materi tertentu, yakni ke-Aswajaan, ke-NU-an, dan ke-IPNU-IPPNUan.

Pendekatan latihan partisipatisif, pendekatan ini merupakan salah satu bentuk pendekatan proses belajar mengajar yang melibatkan peserta secara aktif dan dinamis. Dalam hal ini latihan diarahkan pada proses membantu peserta agar terlatih dalam rangka mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Latihan merupakan laboratorium informasi sehingga informasi dan peristiwa yang ditangkap kemudian direfleksikan oleh peserta untuk diproses menjadi  pengetahuan, sikap, serta  keterampilan  yang  dibutuhkannya.  Dalam kegiatan Diskusi Pengakaderan ini   kami   melakukan   pendekatan   latihan partisipatif.

Kaderisasi adalah jantung organisasi. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kader secara terminologis adalah proses percetakan kader. Sedangkan definisi kader itu sendiri adalah orang yang percaya mampu melanjutkan tugas-tugas yang ada dalam suatu organisasi. Dengan kata lain, kaderisasi adalah proses percetakan manusia-manusia yang memilki kompetensi yang  mampu  untuk  menjalan  amanahnya  dalam  suatu  organisasi.

Tiga  poin penting yang harus digaris bawahi yakni manusia, kompetensi, dan organisasi. Manusia sendiri memiliki arti penting, manusia merupakan satu kesatuan dari tiga aspek potensial, yaitu intelektual, emosional, dan spiritual, kaderisasi yang dilakukan  terhadap  manusia  harus  memenuhi  persyaratan  pengembangan  tiga aspek tersebut.

Pelatihan kader ada dua yakni formal dan non formal. Pelatihan formal yakni Masa Orientasi Pelajar (MOP), merupakan wahana pengenalan pelajar terhadap lingkungan sekolah (fisik maupun sosial) dalam berbagai dinamikanya sehingga  dapat  beradaptasi  dalam  proses  belajar.

Masa  kesetiaan  Anggota (MAKESTA), merupakan latihan yang identik dengan orientasi kader, sebagai upaya pengenalan awal dan pengetahuan dasar akan unsur dan perangkat umum dalam organisasi. Latihan Kader Muda (LAKMUD), dan Latihan Kader Utama (LAKUT), yang merupakan ikhtiar organisasi untuk mempersiapkan kader pimpinan yang mampu mengelola dan mengembangkan organisasi baik secara individual maupun kelompok.

PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot sudah mengadakan  pelatihan  formal  yakni  MAKESTA  pada  periode  ini  ditahun pertama. Biasanya pada tahun kedua akhir kepengurusan PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot selalu mengadakan Latihan Kader Muda (LAKMUD). Namun, pada tahun ini di PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot ditiadakan, karena pada situasi dan kondisi ditengah pandemi covid-19.

PAC IPNU- IPPNU Kecamatan Ngronggot mengadakan Training Kader Penerus (TKP), yang memiliki cakupan materi hampir sama dengan LAKMUD yang dilaksakan dalam durasi waktu -+10 jam, karena meihat kondisi di tengah pandemi.

Pelatihan non formal, pelatihan ini dimaksudkan untuk menampung dari mengembangkan potensi kader yang sesuai dengan spesifikasi diri yiatu bakat atau potensi dan minat, dengan menyeimbangkan kondisi perkembangan dan tuntutan  zaman.  Contohnya:  Latihan  Instruktur  (LATIN)  IPNU  dan  Latihan Pelatih (LATPEL) IPPNU, Pendidikan dan Pelatihan Pelatih (DIKPEL), Diklat Jurnalistik, Training Kader Penerus (TKP) dan Latihan Profesi.

Di PAC IPNU- IPPNU Kecamatan Ngronggot telah mengadakan kegiatan pelatihan non formal yakni, Pendidikan dan pelatihan Pelatih (DIKPEL), Diklat Jurnalistik, Diklat Persidangan, Training Kader Penerus, dan Diskusi Kekaderan.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot telah melaksanakan sebagian pelatihan pengkaderan baik formal maupun non formal. Diharapkan untuk tahun berikutnya pelatihan- pelatihan semacam ini dapat lebih banyak lagi sehingga diharapkan output dari seluruh kader maupun anggota dapat lebih efektif dan efisien.(2/5)

Penulis: Lailis