PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot telah melaksanakan berbagai macam kegiatan, namun dalam berorganisasi agar tercapai visi, misi serta tujuannya sudah seharusnya kita melakukan proses planning, organizing, actuating, controlling (POAC). Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien tentunya bukan perkara gampang, namun sebagai pelajar NU kita harus tetap berdo’a dan beriktiar semaksimal mungkin.
Pada pembahasan kali ini penulis akan menjabarkan faktor penghambat dan cara penyelesaiannya. Pada forum Diskusi Kekaderan kami membahas beberapa hal pokok yang perlu kami dapatkan penyelesaiannya.
Pada materi pertama, Rekan Fiqhy Setyo Budi Selaku narasumber dan WAKA 1 PC IPNU Kabupaten Nganjuk menyampaikan beberapa hal pokok terkait kaderisasi diantaranya: (1) Pengurus harus melek kaderisasi, (2) Lemahnya pelatihan baik formal/non formal, (3) Kurang loyalnya kader.
Pemateri kedua Rekan M. Syarifudin selaku narasumber sekaligus Direktur Lembaga Pers dan Penerbitan PC IPNU Nganjuk menyampaikan beberapa hal pokok terkait organisasi diantaranya: (1) Regenerasi tidak stabil antara ketua dengan dengan ranting dan sekretaris, (2) Ketua ranting tidak utuh menjabat selama satu periode (2 tahun), (3) Kader IPPNU sangat sedikit yang melanjutkan ke PW.
Pemateri ketiga, Rekan Mohamad Syaifudin selaku narasumber sekaligus Ketua PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot menyampaikan beberapa hal pokok terkait departemen dakwah: (1) Kurangnya dakwah dimasyarakat, (2) Kurangnya trobosan dakwah terbaru, (3) Kurangnya minat untuk mengikuti kegiatan IPNU-IPPNU.
Pemateri terakhir, Rekanita Eka yunar Rahmawati Selaku Narasumber sekaligus Ketua PAC IPPNU Kecamatan Ngronggot menyampaikan beberapa faktor penghambat terkait departemen olahraga dan seni (ORSENI): (1) Tidak adanya pengembangan bakat, minat dan kader pengawalan, (2) Rendahnya kreatifitas media, (3) Kurangnya mengikuti trending.
Dari beberapa faktor penghambat diatas seluruh rekan dan rekanita yang berada di forum diskusi kekaderan menyampaikan beberapa penyelesaiannya. Sebelumnya mederator telah membentuk seluruh peserta yang berada diforum untuk berkelompok. Dengan total kelompok yakni enam kelompok, dan pada masing-masing kelompuk didampingi oleh pengurus PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot.
Pada bidang kaderisasi, solusinya yakni mempelajari PD PRT (Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga), PPOA serta POA maupun materi yang lain yang bermanfaat untuk pengembangan organisasi IPNU-IPPNU. Melakukan pendekatan sosial terkait akrabnya kader maupun anggota pada ranah organisasi.
Mengajak teman dekat, teman sekolah, maupun teman bermain untuk mengikuti kegiatan IPNU-IPPNU. Lakukan pendekatan, misalnya mengajak mereka ngopi (ngobrol inspirasi) atau hangout sembari mengenalkan organisasi IPNU IPPNU.
Sebelum memilih kader maupun anggota screening/seleksi, dengan proses seleksi maka kita akan mengetahui karakter, skill, serta kecocokan dari kader atau anggota tersebut dimana berada.
Pengurus harus melakukan pendekatan kompetisi dan kolaborasi agar pengurus lebih cakap dalam segala bidang terutama pada bidang kaderisasi, kompetisi juga menjadi pintu masuk dari kader lain agar lebih tertarik sehingga menimbulkan keseriusannya dalam berorganisasi. Karena dalam kaderisasi ada kesempatan luar biasa untuk pngembangan diri rekan dan rekanita.
Pada bidang Organisasi, IPNU-IPPNU merupakan organisasi yang terstruktur mulai dari bawah, yaitu Ranting hingga Pusat. Setiap tingkatannya mempunyai berbagai problem yang perlu dibenahi. Bidang organisasi, kaderisasi, dan administrasi merupakan tiga elemen yang tidak bisa dilepaskan dari organisasi IPNU-IPPNU.
IPNU-IPPNU Kecamatan Ngronggot berasumsi bahwa tiga elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang perlu dijalankan dan perlu diperhatikan secara seksama. Organisasi sangat perlu disadari bagi kader IPNU-IPPNU, karena organisasi merupakan bagian yang terstruktur utuh sehingga bisa disebut organisasi.
Pada bidang dakwah solusinya yakni, mengadakan lomba keagamaan misalnya :lomba tahlil, kaligrafi, qiro’at, diba’ Al-barzanji dll. Turba pada lembaga lembaga TPQ maupun MADIN, membuat grup musik rebana khusus rekan rekanita IPU-IPPNU dan lain sebagainya.
Pada bidang Orseni, pada dasarnya mengembangkan organisasi agar mampu lebih mandiri. Bukan hanya lewat program yang bertajuk religi saja, namun bisa juga lewat program yang bersifat kompetisi, saling bersaing dalam kebaikan, “fastabikqul khoirot”. Misalkan: jalan sehat dan donor darah, sosialisai bahaya penyalahgunaan narkoba yang pernah diadakan di desa Kelurahan kecamatan Ngronggot, lomba futsal dan lain-lain.
Memanajemen Media sosial (mengoptimalkan akun sosial yang dimiki) website, blog, Instagram, facebook, juga bisa dilakukan pengembangan kompetensi desain grafis kader, Menambah keahlian serta pengembangan bakat dengan pelatihan-pelatihan serta output yang jelas.(3/5)
Penulis: Lailis