Abdurrahman bin Auf: ekonom cerdas di era kenabian
Beliau termasuk sahabat yang tergolong Assabiqunal Awwalun untuk pertama kalinya. Sifat beliau yang terkenal cerdas dalam berfikir, bijak dalam membuat keputusan, pandai bernegosiasi. Mengantarkan beliau sebagai orang yang sangat ulung dalam membangun ekonomi.
Sukses bukan bakat, tapi berasal dari kerja keras
Abdurrahman bin Auf berkeyakinan bahwa menjadi pebisnis sukses tidak harus berasal dari keluarga yang sukses pula. Semua hanya bisa dicapai dengan dedikasi dan kerja keras
Mengubah Mind set atau pola fikir
Abdurrahman bin Auf selalu melatih pola berfikirnya untuk menentukan mana yang paling berpengaruh pada mental dan peluang hasilnya. Seperti: lebih baik selangkah demi selangkah hingga sampai tujuan daripada hanya diam memikirkan jauhnya target yang harus dicapai.
Terlalu jauh memikirkan bagaimana hasilnya. terlalu berespektasi tinggi, dan bahkan sudah merencanakan hal-hal luar biasa tapi tidak dibarengi dengan sebuah tindakan. Hanya akan menjebak manusia dalam angan-angan semu. Yang akhirnya. hanya akan memperkuat rasa malas yang sudah ada.
Tidak terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang berada diluar kendali kita
Abdurrahman bin Auf adalah seorang pebisnis handal. Ia mempunyai prinsip bahwa “selama yang ia lakukan sesuai prosedur, maka semua akan baik-baik saja”. Abdurrahman tidak terlalu mengkhawatirkan bahwa ketika mempunyai modal sedikit, bisnisnya akan sulit dan lama berkembang. Yang terpenting adalah selama ia dapat melihat peluang dan kesempatan untuk berkembang (walaupun modalnya sedikit), maka akan ia maksimalkan dan tidak terlalu khawatir apakah ia akan gagal.
Berdikari: langkah untuk menghindarkan diri dari ketergantungan kepada orang lain
Berdikari atau berdiri di kaki sendiri seperti: memperoleh semangat tanpa bantuan ayang, memiliki modal dari jerih payah sendiri, serta mempunyai jiwa pantang menyerah yang berasal dari motivasi diri sendiri dapat melatih diri sendiri untuk menghindarkan diri dari ketergantungan akut.
Setiap manusia memiliki rizki yang unik dan bermacam-macam sebagai anugrah makhluk terbaik dari Allah SWT.
Sifat malas sebagian orang muncul karena ketidakmampuan diri meniru orang lain. Abdurrahman bin Auf sangat menyadari bahwa Rizki semua makhluk sudah ada porsinya masing-masing. Ketika memulai bisnis, sifat iri pada pencapaian orang lain benar-benar ia hilangkan pada dirinya. Ia menyadari bahwa setiap manusia punya gaya tersendiri dalam berusaha. Dan ia berhasil menemukan cara yang cocok bagi dirinya dan mampu memaksimalkannya.
Sumber: Kitab al-Asyaratul-Mubasyiruna bil Jannah karya Syaikh M. Ali al-Kutub, Kitab Suwarum Min Hayari Sahabat karya Abdurrahman Rafat, dan Filsafat Teras (agama stoisisme)
Abdurrahman bin Auf: ekonom cerdas di era kenabian. Wawasan yang bermanfaat…
Good!
Sukses bukan bakat, tapi berasal dari kerja keras
Pesan yang bagus nih,..
Berdikari: langkah untuk menghindarkan diri dari ketergantungan kepada orang lain.
Asal juga jgn lupa sama teman.. Baguss..
Kitab al-Asyaratul-Mubasyiruna bil Jannah. Referensinya keren
Karya Syaikh M. Ali al-Kutub, Kitab Suwarum Min Hayari Sahabat karya Abdurrahman Rafat, dan Filsafat Teras (agama stoisisme). Mantap!